tag:blogger.com,1999:blog-44260518180311065052023-06-20T21:52:17.309-07:00TEBANG ANGKUTArdiansyah Kusumahttp://www.blogger.com/profile/13297673560891735096noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-4426051818031106505.post-34653408084974781802011-05-13T11:47:00.000-07:002011-05-13T11:47:51.898-07:00MANAJEMEN TEBANG ANGKUTUntuk mendapatkan tingkat produktivitas yang tinggi maka manajemen panen <br />
<br />
Yaitu pelaksanaan tebang dan angkut tebu menjadi hal yang penting. <br />
<br />
Yang perlu mendapat perhatian adalah : <br />
<br />
<b style="color: red;">3.1. Bagaimana memenuhi standard-standard yang telah ditetapkan. </b><br />
<br />
- Standard Tebu layak tebang <br />
<br />
· Tebu sudah masak , diketahui melalui analisa pendahuluan / analisa kemasakan atau dengan pengukuran kadar brix dengan hand refraktometer bagi tanaman TRM. <br />
<br />
· Kebun sudah diklentek bersih (di Jawa) agar aerasi dalam kebun sempurna yang dapat memacu kemasakan tebu. Klentekan ini lebih efektif dibandingkan aplikasi ZPK yang kurang benar. <br />
<br />
· Keadaan lahan / tanah sudah kering sehingga alat angkut (truck) dapat memasuki lahan tanpa ada hambatan. <br />
<br />
- Standard MSB ( Masak , Segar dan Bersih ) <br />
<br />
o Masak berarti rendemen bagian bawah dan atas hampir sama atau angka FK mendekati angka 25 (30) <br />
<br />
o Kemasakan dipengaruhi oleh : sifat genetic varietas yang ditanam ,umur tebu pada saat ditebang dan kondisi iklim/cuaca saat panen. <br />
<br />
o Segar artinya masa tunggu sejak tebu ditebang sampai digiling paling lambat 20 Jam ( dulu 36 jam). Tebu segera diangkut ke PG dan digiling sesuai dengan urutan (FIFO) tebu masuk. <br />
<br />
o Bersih berarti terbebas dari kotoran bukan tebu berupa : <br />
<br />
- Sogolan kurang dari 1,5 meter harus ditinggal dikebun. <br />
<br />
- Pucukan harus dipotong 2 stek untuk bibit sulaman. <br />
<br />
- Akar , tanah , daduk tidak boleh terikut (harus dibersihkan) <br />
<br />
<b style="color: red;">3.2. Penyiapan tenaga tebang atau menggunakan mesin tebang (Harverster) </b><br />
<br />
- Tenaga penebang yang semakin langka harus diantisipasi dengan mesin <br />
<br />
- Perjanjian pengupahan yang layak bila tebang manual <br />
<br />
- Sosialisasi mutu tebangan melalui Laku tebangan bagi PTR <br />
<br />
- Training tentang tebangan MSB kepada seluruh jajaran bagian Tanaman. <br />
<br />
<b style="color: red;">3.3. Jadwal tebang </b><br />
<br />
Atas dasar kemasakan tebu dan kebutuhan pasok tebu untuk digiling maka <br />
<br />
tiap wilayah SKW wajib mematuhi hal-hal sebagai berikut : <br />
<br />
- Jadual tebang berdasarkan urutan kemasakan tebu.(analisa) atau bisa <br />
<br />
dengan sistim ranking. ( FK ,KP ,KDT dan Rendemen ). <br />
<br />
- Jatah tebang berdasarkan kesepakatan PG dengan PTR di FTK yang dija- <br />
<br />
barkan dalam FTK wilayah oleh SKW. <br />
<br />
- Alat angkutan tebu sudah dipersiapkan dengan baik agar tidak terjadi tebu <br />
<br />
“nglasah “ yang menyebabkan tebu wayu atau terjadi fermentasi. <br />
<br />
- Setiap SKW hendaknya memiliki daftar nominasi kebun-kebun berupa data <br />
<br />
kebun, luas, varietas tebu , masa tanam dan taksasi Maret yang valid agar <br />
<br />
tidak terjadi penebangan tebu dari kebun yang salah ( atau seadanya?) <br />
<br />
<b style="color: red;">3.4. Pelaksanaan tebang angkut. </b><br />
- Diusahakan tebangan dongkel atau paling tidak dibawah pangkal tebu <br />
<br />
yang tertutup tanah ada yang ikut digilingkan <br />
<br />
- Pengawasan mutu kebersihan tebangan oleh para Pengawas Tebang <br />
<br />
Angkut (PTA) bekerja sama dengan PTR <br />
<br />
- Pengawasan dikebun maupun diemplasemen dengan bekerjasama dengan <br />
<br />
sopir truck pengangkut tebu. <br />
<br />
<b style="color: red;">3.5. Pengendalian sisa tebu pagi hari jam 06.00 di pabrik gula. </b><br />
<br />
- Sisa tebu diemplasemen dan dikebun (lasahan) tidak boleh lebih dari <br />
<br />
20 % untuk PG-PG yang lahannya relative kering dan sisa tebu boleh <br />
<br />
diatas 20 % yaitu 30 % bagi PG-PG yang arealnya sulit / basah. <br />
<br />
Pengendalian ini dilakukan oleh SKK-TA / Kepala Tanaman. <br />
<br />
<b style="color: red;">3.6. Reward and punishment </b><br />
<br />
Agar terjadi motivasi maka diberlakukan sistim reward dan punishment <br />
<br />
yang diatur sebagai berikut : <br />
<br />
- Yang memenuhi criteria MSB diberikan reward (tambahan jatah) <br />
<br />
- Yang tidak memenuhi criteria MSB dikenakan sangsi berupa pengurangan jatah / penghentian penebangan untuk sementara waktu . <br />
<br />
- Reward juga bisa diberikan dalam bentuk lain. <br />
<br />
<b style="color: red;">3.7. Program rolling up </b><br />
<br />
Pada kebun-kebun yang ternyata rendemennya rendah pada hari tersebut perlu diperiksa apakah yang menjadi penyebab utamanya. <br />
<br />
- Mutu tebangan , varietas , masa tanam , dll. <br />
<br />
- Keadaan kebun ( roboh / tidak ), <br />
<br />
- Keadaan lahan ( berair atau tidak ), <br />
<br />
Upaya-upaya yang harus segera dilakukan. <br />
<br />
<b style="color: red;">3.8. Pengelolaan Tebu Rakyat </b><br />
<br />
Kebun-kebun TR juga harus dikelola dengan standard mutu yang benar untuk menunjang produktivitas. <br />
<br />
Transfer teknologi kepada PTR harus dilakukan dengan sungguh-sungguh agar tingkat pendapatannya kompetitif dibandingkan dengan usaha tanaman yang lain ( Padi – polowijo ) sehingga tebu merupakan pilihan yang menguntungkan. <br />
<br />
Proses tersebut diawali dengan: <br />
<br />
- penyuluhan secara kelompok <br />
<br />
- training bagi petani tebu rakyat <br />
<br />
- mengikut sertakan dalam acara Latihan & Kunjungan <br />
<br />
- melalui study banding <br />
<br />
- brosur / leaflet <br />
<br />
Ada perjanjian kerja yang jelas dan saling mengikat (kontrak giling). <br />
<br />
Kemitraan pabrik gula dengan petani tebu rakyat ditingkatkan.Ardiansyah Kusumahttp://www.blogger.com/profile/13297673560891735096noreply@blogger.com1